Kamis, Desember 31, 2015

Sempatkanlah Sebelum Giliran Kita



Habis pulang ta'ziah ke dua tempat. Dua-duanya saya tidak kenal. Satu ayah anak kelas 3 SD BM, tapi beda kelas dengan anak saya. Beliau meninggal karena kecelakaan kereta. Satu lagi, karena kebetulan melewati depan rumah beliau pas ta'ziah ke ortu teman anak saya tadi. Sekalian saja mampir.

Sebelum berangkat, saya ngajakin anak saya biar mau ikut ta'ziah. Anak saya tidak bersedia, karena merasa masih kecil, lagi pula tidak mengenalnya. Lalu saya katakan pada mereka bahwa suatu hari nanti kita akan mendapat giliran untuk dipanggil-Nya, meninggal dunia. Kita perlu kehadiran orang lain untuk mengurusi kita. Lagipula keluarga kita akan sedikit berkurang kesedihannya , bila banyak orang datang. Orang-orang yang datang itu secara tidak langsung turut menguatkan dan menghibur.

Wong nandur bakale ngunduh. Ngunduhnya (memanennya) bisa di dunia, bisa di akhirat, bisa juga di keduanya : dunia dan akhirat. Maka akan lebih baik, kita menyempatkan diri untuk menanam apapun, termasuk ta'ziah. Iya menyempat-nyempatkan, karena kalau tidak menyempatkan, kita tidak akan pernah sempat. Lebih banyak kewajiban dan urusan kita daripada waktu yang kita miliki.

Saya katakan pada anak- anak bahwa tidak ada amalan kita yang sia-sia, asal niatnya karena Allah. Pasti ada balasannya, pasti akan mendatangkan ridho dan kasih sayang-Nya. Saya yakin, kata-kata saya akan masuk ke dalam hati mereka, terekam dalam kalbunya. Lalu suatu saat nanti akan berubah menjadi sebuah prinsip yang akan diterapkan dalam hidupnya. Semoga...

Postingan FB 3 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar