Selasa, Maret 12, 2013

Konsolidasi PKS Banten



PKS Banten menggelar acara Konsolidasi Kader dan  Struktur  PKS se-Banten pada Ahad, 10 Maret 2013.  Acara tersebut  mengambil tempat  di ballroom Hotel Mangkuputra Cilegon.  Kader- kader  Pondok Aren turut hadir   dalam acara tersebut dengan menumpang  2 bus dan yang lainnya menggunakan kendaraan pribadi.  



Tampak hadir dan turut memberikan sambutan dalam acara tersebut adalah ketua DPW PKS Banten Ustadz Irfan Maulidi dan ketua wilda Banjabar Ustadz Makmur Hasanudin. Tim nasyid Izzatul Islam juga turut  hadir menyemarakkan acara ini dengan nasyid-nasyid yang menggelorakan semangat.



Orasi  Ustadz Anis Matta



Ustadz Anis Matta menyampaikan  taujih di hadapan ribuan kader yang hadir, selama kurang lebih satu jam.  Beliau mengawali orasinya dengan mengucapkan cinta  dan menyampaikan salam cinta dari qiyadah pada seluruh kader yang hadir.  Atas nama cinta pula  kita akan  memiliki energi untuk memenangkan pertarungan pada 2014, demikian lanjut beliau.



Ustadz Anis Matta  juga menjelaskan bahwa sebagaimana ketika kita menghadapi musibah, menghadapi kemenangan pun  kita memaknai dengan tafsir Islam.  Kemenangan pada awal dan akhirnya adalah  karunia Allah.  Sebuah takdir Allah. Namun Allah memberikan kemenangan, pasti ada syarat-syaratnya. Demikian halnya kekalahan juga memiliki sebab-sebabnya.  Karena takdir Allah diproses  melalui cara- cara  manusiawi, yang bisa dijelaskan secara manusiawi pula.


Bingkai pemikiran yang  akan digunakan untuk memenangkan 2014, menurut Ustadz Anis mengambil 3 referensi. Referensi tersebut adalah  pemikiran para ulama Islam (fiqh siyasi), memantau referensi politik modern  dan dari pengalaman politik praktis selama 15 tahun.  

Politik mempunyai dua sisi. Pertama, berhubungan dengan tujuan. Hal ini mulia,  sebagai alat untuk mencapai perubahan secara masif. Kedua, berhubungan dengan proses dan hal ini sangat keras. Seringkali orang menilai politik itu kotor karena melihat dari sisi  prosesnya saja.  Semua pihak dan ideologi ingin mencapai negara, sehingga jalan untuk mencapainya menjadi medan konflik.  Tabiat politik adalah konspirasi, maka konspirasi adalah fakta abadi dalam dunia politik. 



Kita  adalah pengikut para nabi.  Tidak ada nabi yang tidak memiliki musuh.  Maka kita pun harus bersabar  menapaki perjalanan yang melelahkan,  karena di dalam kelelahan itu tersimpan kenikmatan.



Politik yang berhubungan  dengan tujuan adalah sangat  mulia. Jika ada individu yang baik, ia akan mampu memberikan kebaikan bagi orang lain.  Sebuah keluarga yang baik  juga akan dapat memberikan kebaikan  kepada orang lain lebih banyak daripada individu.  Individu, keluarga, yayasan, perusahaan,  dan negara memiliki perbedaan skala. Negara  bersifat  masif. Jika digunakan untuk kebaikan maka akan memunculkan kebaikan yang berlipatganda. 



Seorang politisi muslim harus memiliki dua ketrampilan berupa manajemen perubahan dan manajemen konflik. Bisa menyikapi peristiwa yang terjadi secara cepat dan tepat.  Sebuah kesalahan fatal jika kita masih membedakan antara idealis dan pragmatis.  Juga tidak relevan membuat dikotomi antara agama dan negara, antara tarbiyah dan politik,  serta antara  idealis dan pragmatis. Seharusnya  kita menjadi orang idealis yang realistis, bukan menjadi kaum idealis yang tidak berdaya.



Kita harus memiliki karakter pemenang, mampu mengubah ilmu pengetahuan menjadi energi  dan mengubah visi menjadi obsesi disertai iman dan tawakal kepada Allah.  Obsesi akan turun ke dalam hati dan dikonversi menjadi energi. Obsesi adalah keinginan yang kuat, mimpi yang selalu menghantui yang akan mampu melahirkan  sebuah tekad (azzam). Tekad adalah energi  kekuatan yang membuat kita bergerak, membuat ide menjadi kenyataan.  


Kita juga harus memiliki kesabaran. Kesabaran dalam memikul beban, menghadapi musuh dan menghadapi bencana.  Rasulullah bersabda, “ Sesungguhnya manusia itu bagaikan 100 ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar rahilah.” (HR  Bukhari).  Maka karena jumlah orang-orang yang mampu memikul beban hanya sedikit, maka penduduk surga pun hanya sedikit.  Abu Bakar pun berdoa, “ Ya Allah, jadikanlah aku dari kelompok yang sedikit. “ 

 

Kita belajar dari sejarah, bahwa  jarak antara Nabi Yusuf diceburkan dalam sumur hingga  beliau bisa menceritakan  kejadian yang sesungguhnya adalah 40 tahun dan di riwayat lain adalah 80 tahun. Hal ini berarti 8 atau 16 kali pemilu di negara kita.   Maka kita pun harus  mampu bersabar.  Karena cara menghitung kemenangan adalah  semua yang memiliki nafas lebih panjang dan terus hidup.  Jika kita mempunyai obsesi dan kesabaran yang panjang, maka kita adalah sang pemenang. 

Di tengah para kader yang masih terlihat bersemangat mendengar orasi, Ustadz Anis Matta menanyakan  kemantapan hati  para kader.  Mereka  pun secara serentak menjawab, "Mantaaap..."Orasi  ini akhirnya ditutup  dengan takbir yang khidmat  dan  bergemuruh.  


***