Minggu, November 15, 2009

Setelah 16 Tahun Pernikahan

Apa yang paling diinginkan pasangan suami isteri setelah menikah? Hampir semua pasangan mungkin mengatakan,”anak”. Kebahagiaan terasa belum lengkap, ketika belum hadirnya si mungil yang lucu nan menggemaskan.

Pagi itu, dari ujung telepon, suara sahabat karibku terdengar. “Aku kan menikah sudah 16 tahun ya ...? tanyanya riang. Ia melanjutkan ceritanya bahwa sekarang sudah beberapa minggu telat dan kata dokter ia hamil. ”Subhanallah walhamdulillah,” aku memuji Allah dengan perasaan haru dan tetesan air mata. Seluruh ruang hatiku dipenuhi rasa bahagia. Sangat bahagia. Sungguh...aku benar-benar merasakan keagungan dan kemahakuasaan-Nya. Pun nikmat, cinta, dan kasih sayang-Nya yang mengalir tiada henti pada seluruh makhluk-Nya.

Teringat olehku, dua tahun lalu di sebuah acara walimahan khitan anak seorang teman. Hari itu, kami bertemu kembali untuk pertama kalinya sejak mereka kembali ke Jakarta. Meski sama sekali tak kutanyakan perihal anak kepadanya, ia bercerita sendiri perasaan hatinya tanpa ekspresi kesedihan. “Dulu kalau ada yang bertanya tentang anak, air mata ini akan menetes membasahi pipi, sekarang mungkin sudah kebal,’’ lirihnya. Meski belum dikaruniai anak, sepengetahuanku, ia dan suaminya memang orang yang amat sabar. Luar biasa sabar. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini senantiasa disikapinya dengan positive thinking.

***

Kehadiran anak memang menjadi dambaan setiap pasangan. Selain sebagai penerus keturunan, anak juga merupakan perhiasan dunia yang memberi keceriaan dalam keluarga. Setiap detik pertumbuhannya memberi warna bahagia bagi ayah, ibu, dan orang-orang di sekitarnya. Rumah pun tak lagi sunyi karena ada tawa, canda dan tangis sang buah hati tercinta.

Allah memberi sebagian orang kemudahan mendapatkan keturunan. Sebagian yang lain harus menunggu berbulan-bulan, bertahun-tahun bahkan sampai akhir hayat belum dianugerahi keturunan. Kekasih Allah Nabi Ibrahim dikarunia anak pertama pada usia 86 tahun. Nabi Zakaria dikaruniai Yahya -seorang anak yang shalih dan cerdas- saat beliau dan istrinya sudah tua renta dan keriput. Semua itu adalah skenario Allah untuk menguji kesabaran hamba-hamba-Nya. Rasulullah bersabda,” Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia mengujinya. Jika ia bersabar, maka Allah memilihnya, dan jika ia rela, maka Allah mengutamakannya di sisi-Nya.”

Segala sesuatu mudah bagi Allah Yang Mahakuasa dan Maha Menghendaki. Jika saat ini kita belum dikaruniai anak oleh Allah, maka tak perlu berputus asa. Kita harus terus menerus memohon dan berikhtiar. Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Semua itu akan indah pada waktunya.

Semua yang ada ada pada diri manusia - anak, suami, isteri, harta, atau apapun jua- sejatinya bukanlah milik kita dan hanyalah titipan dari-Nya. Maka, tak perlu berbangga hati kala semua itu ada bersama kita. Pun, tak perlu duka lara singgah berlama-lama ketika semua itu belum diamanahkan atau hilang dari kita. Yang Maha Pengasih mengingatkan hamba-hamba-Nya, “…boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 216).

***
Sahabat… aku banyak belajar dan masih harus terus menerus banyak belajar darimu. Dari kesabaran, ketegaran, ketulusan hati, kerendahhatian dan banyak lagi yang lainnya. Terimakasih sahabatku...