(Ringkasan Kultum Subuh Masjid
Arridho, Rabu 24 Juni 2015)
Islam lahir sejak awal sebagai Islam
moderat. Hal ini bisa ditelusuri dari kisah Nabi Ibrahim ketika diperintahkan
untuk menyembelih Ismail. Ibrahim menanyakan pendapat Ismail terlebih dahulu.
Ismail lah yang justru mohon pada ayahnya untuk menyembelihnya. Allah hanya
menguji ketaatan Ibrahim. Lalu mengganti Ismail dengan domba. Jika tidak, hal
ini bisa menjadi preseden buruk bagi umat Islam di masa yang akan datang,
misalnya membunuh dengan mengatasnamakan Allah. Padahal dalam perang pun tidak
boleh sembarangan membunuh. Ada larangan membunuh wanita, anak-anak dan
orang-orang lemah lainnya termasuk merusak tanaman.
Islam juga memerintahkan untuk
mengajak pada kebaikan, sekaligus mencegah kemungkaran. Dalam Al Quran banyak
sekali terdapat kisah masa lalu untuk kita ambil ibrahnya, juga bercerita
tentang peristiwa-peristiwa yang akan datang. Misalnya kisah kaum Sodom pada
zaman Nabi Luth. Kisah tentang adzab Allah pada mereka, tetap relevan dan
berlaku untuk zaman sekarang.
Al Quran mengajarkan sesuatu yang
qoth'i untuk kita imani. Al Qur'an juga mengajarkan hal-hal yang sesuai dengan
logika keilmuan. Seorang ilmuwan Perancis Maurice Bucaille masuk Islam karena
menemukan banyak kebenaran Al Quran dari kajian sains. Jadi akal jika digunakan
dalam koridor keimanan akan memperkuat aqidah kita.
Kita juga diperintahkan tabbayun
jika menerima sebuah berita. Kadang ada berita yang belum jelas sumbernya,
langsung kita percaya dan share. Hal ini bisa menimbulkan kesan yang tidak
baik, seolah-olah kita menyebarkan berita bohong. Misalnya berita masuk
Islamnya Tyrese Gibson yang ternyata hoax. Jadi perlu hati-hati.
" Robbanaa aatinaa fii dunya
hasanah wa fil aakhirotii hasanah." Doa yang sering kita ucapkan itu juga
nerupakan kombinasi kebaikan dunia dan akhirat. Jadi Islam itu moderat,
integral, tidak ekstrim dunia dan tidak ekstrim akhirat. Kita diperintahkan
untuk beramal, tetapi juga memperhatikan kepentingan keluarga.
*cuma ngrangkum
Postingan FB 24
Juni 2015