Jumat, Februari 27, 2015

Curhat di Medsos

Dalam hidup ini, masing-masing orang kadang berbeda dalam menyikapi segala sesuatu. Selama hal itu tidak menyangkut sesuatu yang jelas-jelas hitam atau putih, lumrah saja ada perbedaan pendapat. Kita pun harus berusaha toleran.

Ada orang yang apa-apa sedikit curhat di medsos. Baginya mungkin biasa saja, orang lain mungkin melihatnya aneh. Iya itu tadi, beda sudut pandang.

Saya pun tidak jarang curhat di medsos. Menurut saya, hal itu sah-sah saja. Dalam hal ini, saya lebih setuju curhatan yang dikemas, tidak dalam bahasa vulgar. Pun curhat atas sesuatu yg bisa diambil hikmah dan ibrahnya oleh orang lain, bukan semata-mata ungkapan emosi jiwa tanpa makna. Terlebih jika menyangkut urusan dengan orang lain yang menyangkut sudut pandang itu tadi. Jika kita tak bisa menahan perasaan hati, maka curhat pada Allah, teman yg dipercaya, atau menuliskannya dalam diary, sepertinya lebih baik. Allah dengan keMahakuasaan-Nya, sangat mudah memberi solusi jiwa dan solusi nyata.

Jika misalnya kita sedang kesal atau kecewa pada orang lain, lalu menuliskan curhatan di medsos secara vulgar dari sudut pandang kita pribadi, bisa berakibat dosa. Seandainya lawan interaksi kita ikut membaca, kita bisa mendapat dosa karena menyakiti hati orang lain. Jika yang kita sampaikan benar pun, kita tetap mendapat dosa ghibah. Kalau yang kita sampaikan salah, kita bisa mendapat dosa lebih banyak lagi. Bisa saja apa yang kita rasa hanyalah pendapat subjektif kita, pendapat umum terlebih pendapat Allah bisa berbeda. Para ahli hikmah mengatakan bahwa kita akan menjadi semakin bijak dengan banyak memahami orang lain.

Maka jika curhat di medsos dan di mana saja, ada baiknya berusaha lebih bijak. Semua yang kita tulis dan kita lakukan, nantinya akan ada pertanggungjawaban di hadapan Allah bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar