Dalam hidup ini, masing-masing orang kadang berbeda dalam menyikapi
segala sesuatu. Selama hal itu tidak menyangkut sesuatu yang
jelas-jelas hitam atau putih, lumrah saja ada perbedaan pendapat. Kita
pun harus berusaha toleran.
Ada orang yang apa-apa sedikit curhat
di medsos. Baginya mungkin biasa saja, orang lain mungkin melihatnya
aneh. Iya itu tadi, beda sudut pandang.
Saya pun tidak jarang curhat di medsos. Menurut saya, hal itu sah-sah
saja. Dalam hal ini, saya lebih setuju curhatan yang dikemas, tidak
dalam bahasa vulgar. Pun curhat atas sesuatu yg bisa diambil hikmah dan
ibrahnya oleh orang lain, bukan semata-mata ungkapan emosi jiwa tanpa
makna. Terlebih jika menyangkut urusan dengan orang lain yang
menyangkut sudut pandang itu tadi. Jika kita tak bisa menahan perasaan
hati, maka curhat pada Allah, teman yg dipercaya, atau menuliskannya
dalam diary, sepertinya lebih baik. Allah dengan keMahakuasaan-Nya,
sangat mudah memberi solusi jiwa dan solusi nyata.
Jika misalnya
kita sedang kesal atau kecewa pada orang lain, lalu menuliskan
curhatan di medsos secara vulgar dari sudut pandang kita pribadi, bisa
berakibat dosa. Seandainya lawan interaksi kita ikut membaca, kita bisa
mendapat dosa karena menyakiti hati orang lain. Jika yang kita
sampaikan benar pun, kita tetap mendapat dosa ghibah. Kalau yang kita
sampaikan salah, kita bisa mendapat dosa lebih banyak lagi. Bisa saja
apa yang kita rasa hanyalah pendapat subjektif kita, pendapat umum
terlebih pendapat Allah bisa berbeda. Para ahli hikmah mengatakan bahwa
kita akan menjadi semakin bijak dengan banyak memahami orang lain.
Maka jika curhat di medsos dan di mana saja, ada baiknya berusaha
lebih bijak. Semua yang kita tulis dan kita lakukan, nantinya akan ada
pertanggungjawaban di hadapan Allah bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar