Al Qur'an dan hadits banyak
bercerita tentang orang-orang yang menyesal. Dalam QS Al Furqon 27- 28
dikisahkan tentang orang-orang zalim yang menggigit kedua jarinya sambil berkata,"
Wahai sekiranya aku (dulu) mengambil jalan bersama Rasul. Wahai celaka aku.
Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku)."
Dari ayat tersebut kita mengambil
kesimpulan:
1. Harus mengikuti prinsip
Rasulullah
Kita harus mengikuti prinsip-prinsip
Rasulullah, tetapi penting juga membedakan Muhammad sebagai pribadi (manusia)
dan sebagai rasul. Misalnya yang harus kita ikuti adalah pola hidup Rasulullah
yang selalu makan makanan halal, bukan jenis makanan yang dimakan. Dikisahkan bahwa
suatu hari Rasulullah berkunjung ke rumah salah seorang sahabat. Dalam jamuan
makan, Rasulullah tidak mengambil makanan yang tidak beliau suka. Lalu para
sahabat pun mengikuti. Sang tuan rumah khawatir makanan itu haram, lalu
bertanya pada Rasulullah. Rasulullah menjelaskan bahwa makanan tersebut halal.
Akhirnya para sahabat pun mengambilnya.
Jadi dalam hubungannya dengan
ibadah, kita harus mencontoh Rasulullah termasuk dalam hal-hal yang sifatnya
teknis. Sedangkan dalam hal-hal yang bersifat muamalah, kita mengambil
prinsipnya, karena seiring dengan perubahan zaman, wasilah (sarana) akan
senantiasa berkembang.
2. Sangat penting untuk berteman
dengan orang - orang baik
Penting untuk berteman dengan orang
baik agar kita mendapat aroma kebaikan. Pun juga sangat perlu untuk berteman
dengan orang-orang yang belum baik atau masih berproses menuju baik. Jadi yang
dilarang adalah ketika hanya berteman dengan orang-orang yang tidak baik.
Berteman dengan orang-orang yang
belum baik perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki orang tersebut. Analoginya
seperti seorang dokter yang menyobati orang tanpa takut tertular penyakitnya.
Untuk itu kita pun harus memiliki imunitas dan penjagaan diri yang baik.
3.Penyesalan orang yang meninggal
Orang baik yang telah meninggal, masih
menyesal karena tidak menambah kebaikan. Orang yang buruk menyesal karena tidak
meninggalkan keburukan. Maka alangkah baiknya kita semakin memperbaiki diri.
Misalnya dalam hal shalat. Dulu para sahabat mengatakan jika untuk mendapatkan
shaf sholat paling depan itu harus diundi, maka para sahabat akan mengikuti
undian itu. Para sahabat juga mengatakan bahwa ketika hendak shalat, mereka
seperti orang yang tidak saling mengenal. Tetapi zaman sekarang, banyak orang
justru enggan menempati shaf paling depan meskipun datang lebih awal.
Agar tidak menjadi orang-orang yang
menyesal maka alangkah baiknya kita semakin memperbaiki diri selagi masih hidup
di dunia ini. Allah berfirman,"Dan infakkanlah sebagian dari apa yang
telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang ..." (QS Al
Munafiquun10)
*Ceramah Subuh Masjid Arridho, Ahad,
18 Ramadhan 1435/4 Juli 2015
Kpn2 bisa buat contekan :).
Postingan FB 4 Juli 2015
Kpn2 bisa buat contekan :).
Postingan FB 4 Juli 2015