Belum lama ini seorang teman memberi info mengenai pendapat
seorang tokoh terkenal, tentang paham dan gerakan yang membahayakan
Pancasila dan bangsa Indonesia. Teman saya ini seorang yang hanif.
Mungkin maksud beliau menginfokan itu, ingin minta pendapat saya (yang
menurut beliau, saya orang PKS).
Saya sebenarnya lebih tertarik
memikirkan issu-issu dan peristiwa- peristiwa mengenaskan yang terjadi
di negara ini. Tapi tidak apalah, saya ikut berkomentar atas pendapat tersebut.
Saya rasa akan sangat bagus jika seluruh kelompok muslim sunni itu
menyatukan pandangan bersama, mengesampingkan perbedaan, lalu membuat
langkah bersama untuk memajukan rakyat dan negara ini. Tidak ada saling
menjelekkan, yang dampaknya justru kontra produktif terhadap kebaikan
umat Islam. Selama ini meski mayoritas, penduduk pribumi dan kaum
muslim itu terpinggirkan dalam banyak hal. Kalau dalam kondisi seperti
itu saja tetap tidak mau akur, kapan nasib kaum terpinggirkan itu akan
berubah menjadi lebih baik?
Saya sepakat Pancasila dan UUD 1945,
sebagai dasar dan landasan negara. Meski begitu, saya sangat tidak
setuju jika membuatnya seolah-olah sesuatu yang keramat. Apalagi jika
hal itu dipakai untuk melabeli orang- orang yang berbeda dalam kebijakan
dan langkah perjuangan. Jika orang yang berbeda kebijakan tersebut
berada dalam kebenaran, mencintai rakyat dan negara ini dengan tulus,
tidak melanggar Undang-undang, dan mengikuti aturan bersama, adakah
yang salah? Menurut saya, seharusnya orang yang dicap membahayakan
Pancasila dan bangsa Indonesia adalah para 'penjual negara',
orang-orang yang menzalimi rakyat, koruptor, pembunuh, pemerkosa, dan
pelaku tindak biadab lainnya.
*Dibuang sayang, maka jawabannya saya posting di FB juga deh...
Postingan FB 19 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar