Menjelang tidur, tidak jarang dua anak saya berantem sampai ramai. Masalahnya
sederhana, memperebutkan saya untuk menemani mereka. Padahal mereka masih
sekamar. Satu di atas, satu di bawah, dengan model tempat tidur yang ditarik-dorong.
Sebenernya sudah ada jadwal, kapan saya bersama Kakak dan kapan bersama Dede.
Tapi namanya anak-anak, tetap saja ada alasan untuk berantem. Si Dede kerap
bilang, “Dulu waktu aku belum lahir, Kakak kan sudah sering sama Umi.” :D
Ada lagi kebiasaan anak –anak saya menjelang tidur. Mereka selalu minta didongengkan sebelum tidur sampai tertidur. Saya memang suka melakukan ini, untuk menanamkan nilai-nilai. Apalagi menjelang tidur adalah saat paling efektif untuk ‘menghipnotis’ mereka. Jadilah mereka terbiasa mendengarkan dongeng sebelum tidur.
Tetapi adakalanya saat saya sedang sakit, saya ingin suasana yang lebih tenang. Ingin juga sesekali istirahat mendongeng. Seringkali mereka menolak, atau membolehkan asal diberi izin untuk menonton TV di luar kamar sampai tertidur. Hanya ada dua pilihan: dongeng umi atau nonton TV. Kalau sudah begitu, saya tentu memilih alternatif pertama.
Sesekali saya memang merasa lelah. Apalagi sebagai tulang punggung keluarga, saya pun harus beraktifitas di luar rumah yang lumayan menguras pikiran dan tenaga. Tapi ketika mengingat besarnya pahala dan ridha Allah, semangat dalam diri ini kembali membara. Pun kalau mengingat bahwa kelak jika anak-anak sudah besar, saya mungkin akan merindukan masa-masa seperti itu. Suatu saat nanti, saya mungkin akan merindukan mereka memperebutkan saya untuk menemani tidur. Merindukan rengekan anak-anak yang minta didongengkan, dan merindukan banyak tingkah polah mereka yang lainnya lagi.
Saya masih terus menerus belajar untuk senantiasa bersyukur dan tidak mudah mengeluh atas apapun sikap mereka. Saat sikap mereka menyenangkan atau sedang menuntut kesabaran. Hingga saat ini, ada banyak orang yang masih merindukan untuk mendapat kesempatan menjadi seorang ibu. Sedangkan Allah telah mengaruniai saya anak-anak sebagai tempat mencurahkan kasih sayang. Mereka adalah ladang amal yang indah dan menjanjikan banyak harapan. Maka atas semua ini, saya pun menikmatinya dengan bahagia. Kelak ketika sudah meninggal, salah satu amalan yang tak pernah putus adalah anak-anak shalih-shalihah yang senantiasa mendoakan orang tuanya.
Terimakasih Nabilah dan Farras sayang …
Kalian adalah penyemangat hidup Ummi. Amanah Allah dan asset yang tak ternilai harganya bagi dunia akhirat Ummi dan Abi. Semoga kalian menjadi pribadi-pribadi shalih- shalihah, muslih-muslihah yang tangguh dan diridhai Allah. Pun menjadi hamba Allah yang bermanfaat bagi sesama, yang mencintai dan dicintai penduduk langit dan bumi. Semoga…^_^