PKS
Banten menggelar acara Konsolidasi Kader dan Struktur PKS se-Banten pada Ahad, 10 Maret 2013. Acara tersebut
mengambil tempat di ballroom Hotel
Mangkuputra Cilegon. Kader- kader Pondok Aren turut hadir dalam acara
tersebut dengan menumpang 2 bus dan yang lainnya menggunakan kendaraan
pribadi.
Tampak
hadir dan turut memberikan sambutan dalam acara tersebut adalah ketua DPW PKS
Banten Ustadz Irfan Maulidi dan ketua wilda Banjabar Ustadz Makmur Hasanudin. Tim
nasyid Izzatul Islam juga turut hadir menyemarakkan
acara ini dengan nasyid-nasyid yang menggelorakan semangat.
Orasi Ustadz Anis Matta
Ustadz
Anis Matta menyampaikan taujih di
hadapan ribuan kader yang hadir, selama kurang lebih satu jam. Beliau mengawali orasinya dengan mengucapkan
cinta dan menyampaikan salam cinta dari
qiyadah pada seluruh kader yang hadir. Atas
nama cinta pula kita akan memiliki energi untuk memenangkan pertarungan
pada 2014, demikian lanjut beliau.
Ustadz
Anis Matta juga menjelaskan bahwa sebagaimana
ketika kita menghadapi musibah, menghadapi kemenangan pun kita memaknai dengan tafsir Islam. Kemenangan pada awal dan akhirnya adalah karunia Allah. Sebuah takdir Allah. Namun Allah memberikan
kemenangan, pasti ada syarat-syaratnya. Demikian halnya kekalahan juga memiliki
sebab-sebabnya. Karena takdir Allah
diproses melalui cara- cara manusiawi, yang bisa dijelaskan secara
manusiawi pula.
Bingkai
pemikiran yang akan digunakan untuk memenangkan
2014, menurut Ustadz Anis mengambil 3 referensi. Referensi tersebut adalah pemikiran para ulama Islam (fiqh siyasi), memantau
referensi politik modern dan dari pengalaman
politik praktis selama 15 tahun.
Politik mempunyai dua sisi. Pertama, berhubungan dengan tujuan. Hal ini mulia, sebagai alat untuk mencapai perubahan secara masif. Kedua, berhubungan dengan proses dan hal ini sangat keras. Seringkali orang menilai politik itu kotor karena melihat dari sisi prosesnya saja. Semua pihak dan ideologi ingin mencapai negara, sehingga jalan untuk mencapainya menjadi medan konflik. Tabiat politik adalah konspirasi, maka konspirasi adalah fakta abadi dalam dunia politik.
Politik mempunyai dua sisi. Pertama, berhubungan dengan tujuan. Hal ini mulia, sebagai alat untuk mencapai perubahan secara masif. Kedua, berhubungan dengan proses dan hal ini sangat keras. Seringkali orang menilai politik itu kotor karena melihat dari sisi prosesnya saja. Semua pihak dan ideologi ingin mencapai negara, sehingga jalan untuk mencapainya menjadi medan konflik. Tabiat politik adalah konspirasi, maka konspirasi adalah fakta abadi dalam dunia politik.
Kita
adalah pengikut para nabi. Tidak ada nabi yang tidak memiliki musuh. Maka kita pun harus bersabar menapaki perjalanan yang melelahkan, karena di dalam kelelahan itu tersimpan kenikmatan.
Politik
yang berhubungan dengan tujuan adalah
sangat mulia. Jika ada individu yang
baik, ia akan mampu memberikan kebaikan bagi orang lain. Sebuah keluarga yang baik juga akan dapat memberikan kebaikan kepada orang lain lebih banyak daripada
individu. Individu, keluarga, yayasan,
perusahaan, dan negara memiliki
perbedaan skala. Negara bersifat masif. Jika digunakan untuk kebaikan maka
akan memunculkan kebaikan yang berlipatganda.
Seorang
politisi muslim harus memiliki dua ketrampilan berupa manajemen perubahan dan
manajemen konflik. Bisa menyikapi peristiwa yang terjadi secara cepat dan
tepat. Sebuah kesalahan fatal jika kita
masih membedakan antara idealis dan pragmatis.
Juga tidak relevan membuat dikotomi antara agama dan negara, antara
tarbiyah dan politik, serta antara idealis dan pragmatis. Seharusnya kita menjadi orang idealis yang realistis,
bukan menjadi kaum idealis yang tidak berdaya.
Kita
harus memiliki karakter pemenang, mampu mengubah ilmu pengetahuan menjadi
energi dan mengubah visi menjadi obsesi
disertai iman dan tawakal kepada Allah.
Obsesi akan turun ke dalam hati dan dikonversi menjadi energi. Obsesi
adalah keinginan yang kuat, mimpi yang selalu menghantui yang akan mampu
melahirkan sebuah tekad (azzam). Tekad
adalah energi kekuatan yang membuat kita
bergerak, membuat ide menjadi kenyataan.
Kita juga harus memiliki kesabaran. Kesabaran dalam memikul beban, menghadapi musuh dan menghadapi bencana. Rasulullah bersabda, “ Sesungguhnya manusia itu bagaikan 100 ekor unta, hampir-hampir tak kau temukan di antara mereka yang benar-benar rahilah.” (HR Bukhari). Maka karena jumlah orang-orang yang mampu memikul beban hanya sedikit, maka penduduk surga pun hanya sedikit. Abu Bakar pun berdoa, “ Ya Allah, jadikanlah aku dari kelompok yang sedikit. “
Kita belajar dari sejarah, bahwa jarak antara Nabi Yusuf diceburkan dalam sumur hingga beliau bisa menceritakan kejadian yang sesungguhnya adalah 40 tahun dan di riwayat lain adalah 80 tahun. Hal ini berarti 8 atau 16 kali pemilu di negara kita. Maka kita pun harus mampu bersabar. Karena cara menghitung kemenangan adalah semua yang memiliki nafas lebih panjang dan terus hidup. Jika kita mempunyai obsesi dan kesabaran yang panjang, maka kita adalah sang pemenang.
Di tengah para kader yang masih terlihat bersemangat mendengar orasi, Ustadz Anis Matta menanyakan kemantapan hati para kader. Mereka pun secara serentak menjawab, "Mantaaap..."Orasi ini akhirnya ditutup dengan takbir yang khidmat dan bergemuruh.